Minggu, 25 Januari 2015

Tari Saputangan


Tari Saputangan merupakan salah satu tarian yang terdapat di daerah Talaek, Kecamatan  Bayang, Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Tari ini diperkirakan sudah cukup lama ada dan  berkembang di dalam masyarakatnya dengan pola-pola tradisi. Tetapi Tari Saputangan tidak bisa  dipastikan siapa penciptanya dan kapan diciptakan. 
Tari saputangan dibawakan oleh sepasang penari laki-laki dewasa yang dikenal dengan 
sebutan penari tradisi. Tari ini termasuk jenis tari hiburan, karena dalam pertunjukannya tidak  terkait langsung dengan upacara apapun. Tari ini dilengkapi dengan properti saputangan, dan  gerakan-gerakan tari sudah diberi nama sesuai dengan lingkungan alam dan kehidupan sosial  masyarakatnya. Secara filosofis sulit untuk dimengerti makna dari gerak-geraknya.  

Asal-usul
Tarian Sapu Tangan bertempo sedang, yaitu 2/4 namun sedikit lebih cepat. Sesuai dengan lagu pengiringnya, yaitu lagu Cek Minah Sayang, tarian ini pun sering disebut sebagai Tari Cek Minah Sayang. Ragam gerakan dalam tarian ini mirip dengan Tari Kapri dari Tapanuli Tengah atau Tari Kaparinyo dari Minangkabau. Sebagaimana namanya, tarian ini menggunakan sapu tangan dari awal hingga akhir gerakan.
Tarian ini menggambarkan kebiasaan masyarakat, misalnya dalam kegiatan setelah panen. Kegiatan ini penuh dengan rasa kekeluargaan dan memiliki jiwa gotong-royong yang tinggi. Nilai-nilai kearifan dan kebiasaan masyarakat Melayu tersebut tercermin pada gerakan-gerakan dalam ragam tarian ini. Gambaran kisah dalam tarian ini, yakni sebagai berikut:   

Ragam 1
Gerakan pada ragam ini menggambarkan kegiatan masyarakat setelah panen, yaitu pengolahan padi menjadi beras secara gotong royong, baik dengan sanak keluarga maupun dengan para tetangga. Digambarkan, khalayak yang datang berduyun-duyun ke tempat pembuatan seraya.

Ragam 2
Gerakan-gerakan pada ragam 2 menggambarkan padi yang telah dipanen dikumpulkan. Kemudian, butiran padi-padi tersebut dilepaskan dari tangkainya (diirik) dengan cara menghentam-hentamkan lantai penginjaian. Setelah itu. padi dianginkan untuk memisahkan antara bulir padi yang isi dengan yang kosong.

Ragam 3
Gerakan pada ragam 3 menggambarkan padi yang diindang, ditampi, dan ditumbuk dengan menggunakan lesung indik. Ini adalah lesung panjang yang antannya berada di ujung sebuah pengungkit. Pangkal pengungkit diinjak dan dilepaskan untuk mengangkat antan.
Ketiga ragam tarian di atas dibagi menjadi dua bagian, A dan B. Di dalam ragam gerakan tersebut terdapat pengulangan antarbagian, meskipun ada gerak dan garis edar yang berbeda. Masing-masing ragam terdiri atas 8 x 8 ketuk, sehingga tarian ini berjumlah 24 x 8 ketuk.
Struktur dan Isi dalam Bentuk 
  
Berdasarkan pendapat Margaret, struktur gerak Tari Saputangan dapat dikelompokkan 

menjadi 7 ragam gerak pokok, seperti: 

- titi batang 

-  sikuteteh 

-  alang manyemba 

-  lenggang karaie 

-  siganjua lalai 


 Bentuk pengulangan (pengulangan gerak) 


Pengulangan pada gerak sering terjadi seperti: gerak titi batang, jinjiang bantai, sikuteteh 

dan alang mayemba. Pengulangan gerak ini dijumpai dalam bentuk pokok I maupun bentuk  pokok II. 
Bila dirinci lebih jauh, Tari Saputangan cukup rumit untuk dikenali sambungan-sambungannya serta penggalan-penggalan gerak satu sama lainnya. Tari Saputangan merupakan  rentetan pola gerak yang sambung-menyambung dan sering berulang. Dalam bentuk pokok I dan  II, banyak muncul gerak titi batang sebagai gerak penghubung dengan gerak lain. Gerak titi  batang memiliki beberapa motif gerak yang diberi variasi atau tambahan motif. Kemudian gerak  lenggang karaie juga sering berulang pada bentuk pokok II. 

Secara konsep, tradisi Tari Saputangan selalu diawali dengan gerak  sambah pembuka dan ditutup dengan gerak sambah penutup. Di dalam Tari Saputangan belum  dijumpai pembaharuan dalam merangkai gerak. Tetapi kalau diamati lebih jauh, seniman-seniman tradisi tersebut menyusun gerak Tari Saputangan telah mempertimbangkan faktor-faktor  dan elemen penataan tari dengan jelas dalam membangun struktur-struktur kecil pada masing-masing babak. Ditinjau lebih jauh sasaran ke arah pembabakan disain dramatik sudah tersusun  dengan baik dan secara koreografis sudah memberikan ciri-ciri dan ikatan-ikatan dalam pola  struktur tarinya.  Gerak titi batang, yang merupakan cerminan dari  perilaku masyarakat sedang meniti pematang sawah. Lalu gerak alang mayemba, cerminan dari  perilaku burung elang yang sedang menangkap mangsanya.


Musik Pengiring Tari 

Beberapa instrumen yang dipakai dalam musik Tari Saputangan, yaitu: seperangkat 

talempong pacik yang terdiri dari


5 buah talempong



               








1 alat tiup











2 buah gendang


  





Penari 

Tari Sapu Tangan merupakan tarian yang dipentaskan oleh lebih dari satu penari.
Penari berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan.  

Tata Busana
          baju taluak balango (gunting cina), berwarna hitam, tanpa saku (kantong), dan  berlengan lapang (longgar )


          sarawa galembong (celana longgar), berwarna hitam, tanpa kantong dan bagian  kaki berukuran kecil
          deta (destar), kain berbentuk segitiga yang diikatkan di kepala dan berwarna hitam. 

          cawek (ikat pinggang), digunakan untuk mengikat celana galembong dan juga  berwarna hitam.  


          saputangan berukuran standar, warna putih dengan motif kotak-kotak yang dipakai  untuk menari.  




By: Helmi, Herlinda, Nisrina, Tarwin

1 komentar:

  1. The Game of Odds - JTM Hub
    Learn 시흥 출장안마 how odds work in the casino game of Odds. 부산광역 출장마사지 Discover how odds work and where to start. to 성남 출장샵 the 안양 출장마사지 player's picks and predictions, 태백 출장안마 along with how to interpret

    BalasHapus